setidaknya masih ada "celah". untuk menepi dari jalanan yang ramai dan hiruk-pikuk. berhenti sebentar,mencatat, untuk tetap ada..sebelum hilang dan terlupakan.
Minggu, 13 Juni 2010
“bukan hujan di bulan Juni”
Hujan di musim hujan seperti sekumpulan kurawa yang senang main keroyok. Selalu ramai, sombong dan angkuh!
Dia tunjukan dia kuat, keras dan menakutkan. memaksa orang memaklumi kekuasaannya.
Aku justru mencarinya. Berjalan menujunya, menantangnya meski dengan getir di hati.
Dia datang bergerombol, bersama angin runtut dalam ratusan atau mungkin ribuan tetes air dari langit..semakin banyak datang mengerumuni. Basahi, halangi sudut pandang, memaksa memicingkan mata. Sadariku, semakin dekat dengan yang ku cari; kurungan rintiknya yang tak terhindarkan, seperti rintangan rasa di hati.
Ya..aku datang untuk itu..mencari hujan yang menjadi rintangan, dan coba belajar loncati. Rintangan yang selalu menjadi batas. Batas yang mencekal langkah hati. Batas yang menyebalkan! Seperti gundah bertahun-tahun hinggap di hati tanpa tahu kapan bisa lebur menjadi kelegaan.
Aku datang dengan marah dan sesak mengebu. Berharap hujan seperti ini mampu dinginkan.
Kepungan rintik semakin rapat. Menampar-nampar muka seperti menghardik keras, kenali ku lagi tentang takut. Deras mengaburkan pandangan..blur tanpa fokus.
Marah ini tersingkap. Emosi yang sudah lama ingin meluap. Mata ku jalang menantang mencari sebab, alasan, dan segala hal yang mehalangi langkah.
Diantara langkah geram dan kepungan hujan, cahaya semakin jauh tertinggal..aku sendirian masuk dalam gelap..aku tersesat ditengahnya!
Hanya ada aku. Hanya ada aku.
Aku yang dulu ku ketahui..tentang bagaimana bertahan hidup dari benturan keras. Tentang jatuh dan kembali bangkit.
Hujan mengalah..kendurkan kepungannya..biarkan cahaya mengejar, sinar sendu..
Hujan tlah menjadi bijak..biarkan ku terhenyak merasa..sedalam-dalamnya merasa..dan detik itu aku berhenti. Diam dalam kekhusyukan.
...
Hujan mereda.. berdamai denganku dalam diam.. perlahan bebaskan ku dari tetes-tetesnya.. aku justru menerima sisa tetes itu dengan penuh rasa. Lembut, bebas tak berarah. Bergerak dengan ritmenya,..tak berbentuk.
Di tetes terakhir, butir nya menyentuh hati
...
Tak ada lagi rintik hujan..tapi ada tetesan air lain di wajah..aku dihujani airmata..leburkan sesak di dada!
Aku tersungkur dalam sedan
...
Hujan ini tak semewah hujan di bulan juni..tapi hujan ini sempurna..sekaligus tragis.
Magelang-jogjakarta
16 november 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar