Selasa, 31 Mei 2011

yang tak tersederhanakan


Aku tak tau bagaimana tuhan bekerja..Tentang hati yang tak mau berubah ini. Untuk pertama kali dalam beberapa purnama hati ini tak mau berubah. Selalu mengingat 1 wajah. 1 senyum yang tak bisa hilang dari ingatan. Tapi oh sang sutradara hidup, berapa lama aku bisa menikmati rasa ini? Mengarungi rasa ini terus, terus dan terus?

Kadang keinginanku sangat sederhana. Hanya ingin bisa menyeberang jalan, sampai dengan aman di sebelah sana. Atau seperti duduk dipinggir jendela, memandang ke arah jalan yang hiruk-pikuk sepanjang hari. Melihat dunia bergerak, dan aku adalah saksinya. Tanpa berpikir ikut terlibat diantaranya.
Tapi kali ini keinginanku adalah bisa selama mungkin duduk bersamanya di teras rumah, berbincang ringan dengannya, bersama teh hangat di sisa sore yang kami punya.
Apakah itupun terlalu mewah?

Semakin jauh berjalan, mungkin memang semakin terasa lelah. Menjadi lemah bukan saja secara fisik, tapi juga mimpi dan harapan yang dengan rela dikurangi kadarnya. Idealisme yang sedikit demi sedikit memudar, mulai mengantungkan harapan kepada eksternalitas yang semakin tinggi. Di tinggal optimisme?
Ah, segala angkuh hati.. kemana kau sekarang. Bisa-bisanya sembunyi di saat ini. Membiarkanku di kepung sinis dan pesimis yang menusuk-nusuk.
Aku tak akan menyerah. Tapi memang, aku terpaksa berhenti. Tak lagi mampu berjalan ke depan.

Aku hanya ingin mencintaimu, puan..
Tak terlalu berharap kau juga akan balas mencintaiku. Mencintaimu berarti rela menikmati semua tentangmu dengan adanya. Dengan kamu sebenar-benarnya. Kamu yang hanya akan menjadi kamu, dengan caramu. Bukan dengan caraku, apalagi merubahmu sesuai rekaanku. Masih rumit kah itu untukmu?

Aku berjanji tak akan menganggumu. Tak banyak yang aku pinta bukan? hanya hal-hal remeh yang sederhana. Kalaupun kau tak mampu, setidaknya, biarkan ku duduk di dekatmu. Saat ini saja. Tak akan lama. Sebentar saja. Minimal kau tetap disampingku hingga rasa ini reda.. hingga aku akan tetap merasa baik-baik saja ketika kau sudah tak ada. Karena aku masih harus berjalan lagi. Sepertimu juga.

Tidak ada komentar: