Kamis, 18 Agustus 2011

dilema pemimpi


Idealnya dalam theory of choice yang menjelaskan preferensi seseorang, seorang ekonom dengan alasan menyederhanakan masalah akan menfokuskan diri pada faktor-faktor ekonomi dasar yang dapat dihitung saja. Faktor- faktor lain, seperti estetika, cinta, rasa aman, cemburu, dan lain-lain yang kesemuanya secara sadar juga menjadi faktor yang menentukan individu dalam melakukan pilihan, adalah hal yang tak bisa di identifikasi para ekonom dan tugas para psikolog sajalah yang mampu melakukannya.

Anggaplah hari ini aku meng-andai-kan diri menjadi kombinasi antara ekonom dan psikolog. Berusaha menjelaskan preferensi mikro seluruh individu di planet ini dengan sebuah rumus spektakuler, dan akulah yang akan menjadi kandidat penerima nobel ekonomi. Bukan hanya nobel ekonomi ku rasa..nobel sastra, nobel fisika, segala nobel termasuk nobel kegilaan. Aku akan memiliki intelektualitas seperti gabungan otak nya Keynes dan Sigmund Freed.. atau seperti Boediono dan Ki Joko Bodo..Ya..mungkin seperti perpaduan antara rentenir dan paranormal. Sama saja. Yang penting bisa menjelaskan teori ku ini dengan gamblang.

Dalam ranahnya, theory of choice berkembang alam banyak cabang. Dari rational of consume sampe rational of crime. Nah, nanti akan ku kembangkan rational of love. Mario teguh pun akan terpukau pada analisa ku. Aa Gym, pun terpaksa mengakui manajemen perasaan yang ku rumuskan nanti lebih actual di aplikasikan!
Sekedar rahasia kecil, sebenarnya sudah ku karang-karang persamaan matematis tentang rational of love ku itu. Hanya demi sopan santun dengan pak Ahmad Mahfatih (dosen ekonometrika ku dulu) dan Gandung atmaji, M.Ec. Dev (kawanku yang sangat ku andalkan dalam rumus-rumus ini sekaligus objek penelitianku yang ternyata sedang sibuk bermetamorfosa menjadi manusia gaul di belantara metropolitan jakarta sana) terpaksa tidak ku sajikan disini. Nantilah, kawan..pada waktunya akan ku beberkan!

Tapi hal yang paling membebani pikiranku sebenarnya justru bukan pada rangkaian faktor-faktor dependen preferen. Begini kawan..dalam keseimbangan kekinian ini, tahun 2011 ini, adalah era dampak budaya dari abad informasi. Tak memiliki hubungan langsung memang dengan variabel yang ku teliti, tapi dunia informasi yang kasat mata melebur dengan material uang! Modal intelektual dan budaya industri muncul ke permukaan! Nah..agak mengerikan bukan? Baru kemarin, kawanku Aprio Rabadi mencanangkan gagasan lama kita untuk menbentuk Bank Dana yang kita gagas sebagai dana talangan untuk modal usaha dan dana sosial. Tiba-tiba saja terasa betapa langkah ini terlambat sekali. George soros sudah kemana-mana, aku dan temanku baru melek dan melihat ketertinggalan kita.
Ketika nanti rangkaian pilihan preferen ku yang notabene pasti akan menjelaskan willing individu memilih dan bersikap ini bersentuhan dengan budaya industri (yang memang sudah bersentuhan tanpa disadari) miliknya para pemodal, bukankah berarti akan membuka peluang produk-produk baru yang hanya menguntungkan mereka-mereka saja?hukum Say masih tetap konsisten; penawaran menciptakan permintaannya sendiri! lagi-lagi kuncinya adalah informasi yang terlanjur memamah biak melahirkan keinginan-keinginan. Aku, temanku dan semua hanya akan menikmati apel beracun seperti adam-hawa. Lalu apa keuntungan bagiku?

...
Lebih baik berhenti berandai-andai..sepertinya sudah sebaiknya aku tidur.

1 komentar:

wasulazakrzewski mengatakan...

JSMHART | Casino & Resort Tickets - JtmHub
The JSMHART | Casino & 의정부 출장샵 Resort is 군산 출장샵 your next stop for fun! Get your ticket for live casino action, 오래된 토토 사이트 live entertainment, the 세종특별자치 출장샵 newest hotel 구미 출장샵 and entertainment Jan 26, 2022Dancing with the Stars - JSMHART